Night teman2,.puput kmbali lagi..tiba-tiba malam ini pengin nge posting aja..hehe
satu cerpen,bkan karangan aku asli sih,lebih tepatnya asli kk aq sendiri..
cuma ceritanya itu ,,....di bilang mirip,yaa sebelas dua belas lah..hehe
*cekiidott,,langsung aja yang mau baca..^_^
BAIT TERAKHIR UNTUK NINA
Seharusnya hari itu Aan
pulang seperti biasanya karena tidak ada lagi extrakurikuler yang ia
ikuti,namun karena siang itu hujan turun dengan derasnya, maka mau tidak
mau dia harus menunggu hujan reda.dia lalu membuka buku kumpulan
puisinya,membolak-balik buku puisinya,akhirnya dia sampai pada lembaran
yang kosong,dia bermaksud melanjutkan puisi karangannya,namun tak satu
jua inspirasi ia dapatkan.matanya berkeliling melihat sekitar bermaksud
mencari objek yang akan dicurahkannya lewat puisi sambil
mengetuk-ngetukkan bolpoin ke kepalanya.
"hah.....apayah...."Aan menghela nafas dan menyandarkan badannya ke kursi.
"woy..."tiba-tiba Nina mengagetkannya dari belakang
"huuh...ni enak sukanya ngagetin orang,kalau jantungan gimana??"gerutu Aan sambil mencubit lengan Nina
"iya...ya....ampun an???sakit...."rengek nina
"kok belum pulang na??"tanya Aan
"kamu tu yah,udah matanya empat tetep aja rabun...!!kan hujan An...kamu mau jadi ojek payungku nyampe rumah??"tanya Nina
"oh iya ya.."
"sakit ya?"tanya Nina
"nggak kok.."
"eh...lagi bikin puisi ya??mau lihat dong???"pinta Nina
"iya...tapi belum jadi,gak ada gambaran??"jawab Aan
"kalau begitu jadiin yang di sebelah kamu ini inspirasimu???"ledek Nina
"siapa??tong sampah??"jawab Aan
"iiiih jahat banget deh,masa tong sampah???"
"iya...iya....tapi masa inspirasinya kamu??kayaknya nggak mungkin deh???"kata Aan meledek
"ya udah..."
"jangan marah dong!!kan bercanda??"pinta Aan
"abis kamunya.."Nina menjawab dengan bersungut-sungut
"ya udah..eh...katanya kamu mau pindah ya???
Tiba-tiba raut wajah Nina yang tadinya mulai ceria kini
kembali muram.Nina hanya terdiam, dan tertunduk.tak tau entah apa
penyebabnya,tiba-tiba ia menitihkan air mata.
"kamu nggak apa-apa kan na??"tanya Aan khawatir
Nina pun menjawab dengan nada terbata-bata
“An udah dong jangan ngomongin itu?”pinta Nina
“memang kenapa..??”Aan balik bertanya
"An...sebenarnya aku nggak mau pindah,aku udah ngrasa nyaman banget di sini, tapi aku harus ikut papah pindah"jelas Nina
"hei....udah
dong yang terpenting kita kan bukan pisah jiwa.tapi hanya raga
saja,dihatiku dan juga hati yemen-temen kan selalu ada namamu...???toh
juga nenek kamu kan di sini jadi kamu kan masih bisa maen ke
sini,mengunjungi aku..jangan nangis lagi ya"hibur Aan sambil menghapus
air mata Nina
“memang akhir selalu membuat kesedihan,tapi jangan
lantas kita langsung memfonis bahwa akhir selalu menyedihkan,sekarang
tinggal kita yang memaknai apa itu akhir agar menjadi indah..”tambah Aan
“makasih ya an,….”
“sama-sama cantik..”
“makasih juga buatpuisi-puisi yang selama ini kamu buat untukku??
“iya…ya udah jangan nangis lagi yah….jelek tuh…??”ledek Aan
Nina hanya tersenyum.
“Memang mau berangkat kapan??”tanya Aan
“nanti sore…sekitar jam 05.00”jawab Nina
Seiring dengan itu hujanpun agak reda,mereka memutuskan untuk pulang.sesampainya di depan gerbang sekolah,Aan bertanya.
“ingat rumus kalor nggak??”
“aduh…lupa…emang kenapa?”Nina balik bertanya
“ya udah nggak apa-apa,yang penting jangan lupa sama aku”jawab Aan
“kamu
tu bisa aja….pasti…”jawab Nina sambil terus lari meninggalkan Aan
karena jemputannya sudah datang.terlihat lambaian tangan Nina yang
terlihat dibalik kaca dengan raut yang masih menampakkan
kesedihan.Aanpun membalas dengan lambaian yang pilu dan senyum.
Sesampainya di rumah,Aan hanya terbaring di ranjangnya dan mengenangkan
masa kala ia bersama Nina.kini orang yang ia kagumi akan pergi dan ia
akan sangat lama bertemu dengannya lagi.namun ia berfikir,apa tak
sebaiknya ia memberikan satu kenang-kenangan.meski tak seberapa,paling
tidak pemberiannya bisa memberi kenangan untukknya.
“aku harus kasih kumpulan puisi ini pada Nina, agar dia tau semuanya”?Aan menggumam.
Aan bergegas untuk menuju kerumah nina,namun hujan kembali deras,tetapi
Aan tak memperdulikannya.ia berlari ke depan rumah dan ia langsung naik
angkutan umum.terlihat raut yang gelisah dari wajah Aan,sambil sesekali
melihat jam tangannya,terlihat pukul 16.45,artinya sebentar lagi Nina
akan berangkat.akhirnya setelah menempuh perjalanan 20 menit ia sampai
di perempatan,sedangkan rumah Nina masih sekitar 500 meter lagi.akhirnya
Aan memutuskan untuk jalan kaki.diapun menyebrangi jalan besar menuju
rumah Nina tapi tiba-tiba"braak"
Sebuah sepeda motor
menghantamnya,ia terpentak agak jauh,dan tersungkur.ia dikerumuni
orang-orang.terlihat dia bangkit dengan memegangi perut dan lengannya
yang berdarah.
“maaf de…??saya lagi ngelamun tadi….”pengendara motor menjelaskan
“iya pak..tidak apa-apa…”balas Aan
“mari saya antar ke rumah sakit…?”bapak itu memberi tawaran
“tidak usah pak…saya buru-buru….”jelas Aan
Dengan menahan rasa sakit sambil terus berjalan ke rumah Nina.
Dengan langkah terpincang-pincang Diapun sampai di rumah Nina.
“assalamualaikum….permisi…??
“waalaikumsalam….oohh….Aan,silahkan masuk”suara lembut datang dari dalam yang tak lain adalah suara nenek Nina.
“Ninanya ada nek…???”tanya Aan sambil celingukan dan gelisah
“Nina…sudah berangkat 15 menit yang lalu”jelas nenek
Mendengar perkataan nenek,Aan langsung lemas,Aan tak bisa lantas
menyalahkan waktu yang berjalan begitu cepat,karena cepat atau lambat
Ninapun pasti akan pergi.setelah berpamitan,Aan pulang dengan langkah
gontai dengan masih ditemani rintik hujan yang makin deras.ingin rasanya
berteriak dan menuduh bahwa semua tak adil baginya,namun semua
tertahan,dia semua ini hanya takdir yang nantinya akan bisa berubah.
2 bulan telah berlalu,puisi yang dulu ia ingin berikan kepada Nina kini
ia telah kirimkan ke salah satu radio yang ada di kotanya.karena radio
itu mengadakan lomba antologi puisi yang pemenang-pemenangnya puisinya
akan dibukukan dan diterbitkan.
Puisi Aan terpilih menjadi puisi terfavorit.puisinya kini telah di bukukan dan juga dijual di toko-toko.
“Ratna baca apaan sih…?”tanya Nina sambil duduk
“baca koran….!”jawab ratna singkat
“hhiiih…ditanyain serius kok…??”
“ya pagi-pagi gini enakknya baca koran kan…??”jawab Ratna
“makanya lihat dong..”tambah ratna.
“owh….puisi….bagus gak??tanya Nina
“pastinya,kan ini puisi ini pemenang lomba antologi puisi kategori terfavorit”jelas Ratna
“ooh……”balas Nina sambil melepas tasnya.namun matanya tetap tertuju pada puisi itu.
Tiba –tiba ia terkejut.
“Farhan Aditya Putra…??”
“kamu kenal…??”tanya ratna
“aku pinjem bukunya ya…?pinta Nina sambil merebut buku itu dari tangan sahabatnya.
“hiih ni anak..di tanya malah balik nanya…….ia boleh.”jawab Ratna ketus
“tapi jangan rusak ya…??”
“rebes…”
Malamnya Nina tak sibuk dengan PR-nya,atau membuka buku pelajarannya.
Melainkan
dia hanya terus membaca buku puisi yang ia pinjam dari Ratna,yang tak
lain adalah karya Farhan Aditya Putra teman dekatnya dulu.dengan
ditemani alunan musik yang ia putar lewat radio.Nina dengan seksama
membaca puisi karya Aan.
Lagu yang ia putar lewat radio telah habis,dan mulai terdengar suara penyiar yang melontarkan sapaan pada pendengarnya.
“halo…halo…selamat malam semua…masih bersama DJ selvy yang menemani kamu di sini.”
“malam
ini saya tidak sendiri…saya di temani pemenang lomba antologi
puisi…Farhan Aditya Putra…”DJ selvy memperkanalkan nama seseorang.
Nina seakan tak percaya,ia memperbesar volume radionya.dalam benaknya ia
berfikir,”kini Aan bisa terkenal,dan paling tidak malam ini aku bisa
mendengarkan suaranya sebagai pengobat rindu.
”Farhan apa kabar….?”tanya
DJ selvi ramah
“baik…”jawab Aan singkat
“waduh,gimana nih
perasaannya setalah puisinya menjadi puisi terfavorit dan kini mungkin
sudah terkenal di kalangan luas”tanya DJ selvy
“allhamdulillah….saya
bersyukur karena puisi saya bisa terpilih menjadi puisi terfavorit,tapi
ini semua tidak akan terwujud tanpa sebuah inspirasi”jelas Aan
“ok deh kalu begitu….lalu menulis puisi sebenarnya hoby atau apa..?
“awalnya
hanya iseng..tapi lama kelamaan menjadi hoby…dan juga saya mengikuti
lomba ini agar puisi saya bisa diterbitkan,juga agar seseorang mengerti
isi hatiku”jelas Aan
“waduh seseorang itu siapa sih…??lalu
inspirasinya sebetulnya datang dari mana nih,sehingga bisa bikin puisi
sebagus itu??”tanya DJ selvy
Nina memasang telinganya lekat-lekat,karena dia ingin tahu sebenarnya siapa yang menjadi inspirasi Aan dalam membuat puisi.
“eemmm…seseorang yang dulu sangat saya kagumi.tapi sekarang dia telah pergi”Aan menjelaskan
“pacar ya,,,,??”
“bukan,Cuma temen…”jawab Aan
“ok..waduh jadi pengen baca puisinya farhan nih…”DJ selvy mulai membuka buku puisi Aan.
TENTANGMU
Nan indah ku temui
Ingin kumiliki
Namun tak jua hasil
Alngkah pilu kini
Ambang mimpi tlah di pelupuk
Katakan,janganlah nanti
Urung janganlah peduli
Cercah harap telah ada
Inilah segalanya
Nyiur yang juga ikut tertawa
Tambahkan bahagia ku rasa
Amankan satu rasa
Kala itu
Angan-angan saja
Membohong jiwa
Untuk bahagia sekejap
Awal adalah tempat memulai segalanya,dan hidup bagaikan air yang mengalir dari tempat atas ke bawah.
“wah pantas jika puisi ini menjadi favorit….bagus banget….saya Cuma bisa buat tempe…hehehe”ledek DJ selvy
Aan hanya tersenyum
“tapi tulisan di bawah puisi ini apa maksudnya..???itu lanjutannya atau bukan?”tanya DJ selvy
“bukan itu Cuma kata kunci untuk bisa memahami isi sesungguhnya puisi itu..”jelas Aan
“ooww…..awal
adalah tempat memulai segalanya da jalani hidup seperti air yang
mengalir dari atas ke bawah”DJ selvy membaca kata itu sekali lagi.
Ninapun ikut membaca dan mencari tahu jawabannya.
“dasar ni anak emang misterius…”gumam Nina
Tiba-tiba DJ selvy membaca sesuatu.
“NINA…”
Aan agak terkejut ternyata DJ slvy tahu kata sandi itu.
“kok tahu kak….???”tanya Aan
“iya dong….siapa dulu…tapi Nina itu siapa??”
“dia seseorang yang saya maksudkan tadi…??”
“ooow……ya
udah sekarang kamu jelasin kata sandi itu sama pendengar di rumah,agar
mereka yang membeli buku kamu,tahu apa misteri kata itu”
”baiklah….sebenarnya
kata awal adalah tempat memulai segalanya itu,huruf awal pada puisi
itu,dan hidup bagai air yang mengalir bagai air dari atas ke bawah
adalah cara membaca huruf-huruf itu.”jelas Aan
“nah jadi semua bisa tau rahasia salah satu puisi Farhan ini…jadi huruf itu kalau dibaca
NINA AKU CINTA KAMU…gitu ya??”DJ selvy memastikan.
“penyair kita yang satu ini so sweet banget ya…..??”
Nina yang mendengarkannya ikut terkejut,selama ini ternyata Aan
mengaguminya,hanya saja sikap Nina yang dulu sedikit tak mau tahu.
“An dulu juga aku suka ma kamu….tapi karena bodohnya aku kita tak bisa menyatu..”Nina menggumam sambil menitihkan air mata haru.
“aku harus ketemu dia akhir pekan ini…aku harus ngomong semuanya…”
Akhir pekan telah datang,sebelum berangkat ke sekolah,dia berpamitan
dengan ibunya bahwa ia akan main ke rumah nenek dan menginap di sana.
Tetapi itu hanya alasan semata,sebenarnya ia akan berkunjung ke rumah Aan dan berniat untuk memberikan kejutan untuk Aan.
"bu,nina mau ke rumah nenek ya??"tanya nina
"sama siapa?"
"sendiri.....orang deket ini???"rengek nina
"deket gimana????km mau apa di sana???"tanya ibu
"pokoknya.......ya sudah bu,,Nina pamit"nina sambil terus berlari
2 jam ia tempuh perjalanan,Nina telah sampai di depan rumah Aan,dia terlihat sangat ceria.
Tetapi
tiba-tiba raut wajahnya berubah kusam,karena pemandangan yang dilihat
di depannya.Aan sedang asyik bercanda dan tertawa dengan wanita yang
tidak ia kenal.
Terlihat Aan memberikan kalung ke gadis itu,dan Nina hanya bisa memandanginya dari jauh.
Air mata telah membasahi pipinya,sia-sia dia datang jauh-jauh hanya untuk melihat pemandangan yang menyayat hati.
“aku terlambat….”gumam Nina sembari pergi dari tempatnya berdiri.
Kini
hanya sakit yang tersisa di hati Nina,dia berjalan tertunduk seakan
menyatakan dia telah kalah.dia berjalan gontai tanpa arah,dan akhirnya
dia sampai di suatu taman,dimana taman itu adalah tempat yang sering ia
kunjungi dulu bersama Aan.
Dia terduduk lemas sambil menatap senja yang mendung.
“Semua tak adil bagiku….”teriak Nina
“seharusnya aku bilang dari dulu aklau aku juga suka dia..”
Dia membuka buku puisi karangan Aan,dia membolak-balik dengan kasar,dia melampiaskan kekesalannya pada buku itu.
“kamu jahaaaat…..”nina menggumam dan bermaksud merobek-robek buku itu.
Namun dia terhenti pada halaman terakhir,terlihat sebuah puisi.
PESANKU
Telah kau singkap bait terakhirku
Dengan lara
Dengan duka
Sedihlah
Tangislah
Ku tak menyangsikan waktu
Hanya saja nanti ini menyayat hati
Meracun melulu
Tapi fahamlah
Jika ku tak lagi sendiri
Jika ku tak lagi nanti
Namun rasa ini tlah tinggal
Bersama sebuah kenangan
Yang nanti akan bersatu
Bersama engkau yang ku tunggu
Setelah membaca puisi itu,air mata Nina semakin deras sampai membasahi
buku yang ia baca.Rasanya ia ingin membunuh dirinya sendiri karena dulu
ia tak peka dengan keadaan disekitarnya.namun nasi tlah menjadi
bubur,manis telah pahit,dia tidak bisa memutar waktu kembali,kini hanya
sesal yang abadi.
Senja telah datang,namun gelap telah lebih dulu singgah di hati Nina.
Dia
berdiri dan mencoba menghapus air matanya.dia meyakinkan dirinya,bahwa
satu waktu nanti jika tangan takdir mempersatukan mereka pasti kan
bersama.
“Aan…aku akan menunggumu…”kata Nina sambil menghapus air
matanya dan dia langsung beranjak meninggalkan taman itu..dalam hatinya
dia selalu berharap bahwa nanti dia akan bertemu pujaan hatinya dengan
keadaan lain,dengan bahagia,dengan cinta,dan dengan sayang. Yang
tentunya adalah pangeran pujaannya,Aan.